Melepaskan Hak




Truth Daily Enlightenment show

Summary: Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Flp. 2:5-8).<br> Berita penting yang terdapat dalam ayat ini adalah “melepaskan hak” untuk Tuhan. Ini adalah rahasia bagaimana seseorang dipakai oleh Tuhan sebagai pelayan-Nya. Demi pekerjaan Bapa, Tuhan Yesus melepaskan segala hak-Nya. Perhatikan kalimat “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri”. Hanya dengan cara demikianlah Tuhan Yesus dapat memuliakan Bapa dan menyelesaikan tugas penyelamatan atas dunia ini. Melepaskan hak artinya “rela” tidak menikmati apa yang menjadi bagian atau miliknya atau rela melepaskan apa yang menjadi miliknya demi kepentingan Kerajaan Allah. Hak-hak tersebut antara lain hak untuk dihormati, dikasihi, diperlakukan adil, menikmati milik sendiri dan lain sebagainya. Orang yang rela melepaskan hak adalah adalah orang yang dapat melayani Tuhan dengan benar.<br> Sebenarnya setiap orang percaya sudah kehilangan hak setelah ditebus oleh Tuhan Yesus. Sebab penebusan oleh Tuhan Yesus satu aspek berarti dosa-dosa kita diampuni, pelanggaran kita dihapus, surga disediakan. Tetapi aspek lain dari penebusan oleh Tuhan Yesus berarti kita menjadi milik Tuhan. Sebagai anak tebusan kita harus melepaskan kedaulatan hidup. Oleh penebusan Tuhan Yesus, kita menjadi milik Tuhan sepenuhnya, dengan demikian kita bukan milik kita sendiri (1Kor. 6:19-20). Sama seperti seorang budak yang dibeli oleh seorang tuan, maka tuan ini yang berdaulat penuh atas budat tersebut. Seorang budak tidak berdaulat atas dirinya. Terkait dengan hal ini patut kita meneladani Maria dengan pengakuannya: “Sesungguhnya aku ini adalah pelayan Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”<br> Bila seseorang tidak melepaskan haknya, maka ia adalah seorang pemberontak. Tuhan Yesus berkata:  “Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” (Luk. 20:25).  Hidup kita ini di atasnya ada gambar dan tulisan Allah yang harus dikembalikan kepada-Nya. Kata “berikanlah” dari kata apodote, yang artinya serahkanlah kembali. Tuhan yang menciptakan manusia, Tuhan juga yang berhak mengambil kembali apa yang dimiliki-Nya. Dalam Yohanes 1:11, Firman Tuhan berkata: Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya. Melepaskan hak artinya seseorang tidak lagi berkuasa mengatur dirinya. Hidup dalam pengaturan oleh Tuhan sepenuhnya, barulah membuat orang percaya dapat memuliakan Tuhan (Yoh. 21:18-19).<br> Peragaan melepaskan hak ditunjukkan oleh Tuhan, yaitu ketika Ia mencuci kaki murid-murid-Nya (Yoh. 13). Maksud tindakan Tuhan mencuci kaki murid-murid-Nya tersebut adalah agar orang percaya melepaskan hak seperti Dia. Dengan demikian Tuhan dapat mengisi diri orang percaya dengan gairah-Nya (Ef. 1:23;4:13). Sehingga Tuhan Yesus dapat tampil di gelanggang dunia memuliakan Bapa melalui hidup orang percaya. Tuhan Yesus mengajar orang percaya untuk dapat menyatakan kehidupan yang dikalimatkan oleh Paulus: Hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku (Gal. 2:20).<br> Sebagai anak Allah yang mengerti kebenaran, kita akan menemukan kenyataan bahwa karunia yang Tuhan berikan kepada kita bukan saja keselamatan, tetapi juga karunia untuk menderita. Melepaskan hak adalah bentuk penderitaan. Hendaknya kita tidak hanya mengamini karunia yang pertama dan mengabaikan karunia yang kedua ini. Karunia untuk menderita inilah yang akan melengkapi karunia keselamatan yang sudah Tuhan berikan.